Fotografer : MuharromBiru |
Pasuruan (09/02),Bengkel sastra bagian II FLP Pasuruan kembali hadir dengan
tempat dan suasana yang berbeda. Tak lagi di Taman Kota Pasuruan melainkan di
rumah salah satu teman FLP, yakni Mbak Arini di daerah Warungdowo pada hari
minggu,9 februari 2014. Dengan suasana seperti “di rumah sendiri”, beberapa
teman FLP mulai berdatangan, membawa
harapan akan bertambahnya ilmu kepenulisan hari ini. Meski sempat tertunda 2
pekan dan beberapa teman yang berhalangan hadir, tidak menyiutkan semangat para
penulis muda lainnya untuk belajar. Hal ini dibuktikan dengan bergabungnya 2
anggota baru di FLP Pasuruan. Ahlan wa sahlan!
Berbeda dengan Bengkel Sastra sebelumnya
- yang langsung membedah cerpen karya teman-teman FLP- kali ini teman-teman dibekali sedikit ulasan terkait cerpen
itu sendiri. Mbak Isnatu Ismi sekaligus Ketua
Umum FLP Pasuruan menjelaskan perbedaan
cerpen dengan jenis karya fiksi lain terletak pada jumlah kata. Untuk cerpen
jumlah kata berkisar 7500 kata atau lebih mudahnya, cerpen bisa habis dibaca
dalam sekali duduk. Selanjutnya, adanya unsur intrinsik cerpen juga sangat penting dalam menyusun sebuah cerpen. Ketujuh unsur tersebut
adalah tema, penokohan, alur, latar, amanat,
sudut pandang, dan gaya bahasa. Satu persatu ibu yang telah memiliki 2 buah
hati ini mengupas tuntas ketujuh unsur cerpen.
Belum puas dengan ulasan singkat Mbak
Ismi, teman-teman FLP mengambil ancang-ancang untuk menggali lebih melalui
diskusi dan tanya jawab. Perlu dicatat untuk semua teman-teman FLP, bahwa FLP memiliki mainstream yang berbeda. Karya-karya FLP lebih kepada karya sastra yang santun, karena seorang
penulis memiliki tanggung jawab besar kepada pembaca dan masyarakat.
Di
tengah diskusi hangat, salah satu teman FLP
mempertanyakan absennya tutor-Mas Arul- yang biasanya membedah cerpen karya
teman-teman FLP. Diskusi yang
tadinya hangat menjadi tegang. Entah
dari mana mulanya, muncul rumor bahwa tutor yang biasa datang akan
keluar dari FLP Pasuruan. Wajah
antusias teman-teman FLP berubah
pias. Tiba-tiba di balik pintu muncul Mas Arul dan Mas Yasser dilengkapi topi
ulang tahun dan sepiring kue klepon dengan puncak lilin angka sembilan.
“Selamat Ulang Tahun!” pekik keduanya. Gelak
tawa mencairkan suasana yang sempat menegang. Inilah kejutan yang
dipersembahkan teman-teman FLP untuk
Mbak Ismi yang sedang berulang tahun ke 29. Mbak Ismi tidak menyangka jika
teman-teman FLP menyiapkan kejutan untuk
miladnya. Namun kejutan tersebut dinilai “sedikit gagal” lantaran Mbak Ismi tidak
sampai menagis.
Masih dalam suasana penuh canda, agenda
bedah cerpen masih dilanjutkan. Kali ini cerpen yang dibedah berjudul Rinai di
Ujung Senja karya Halimatus Sakdeyah dan Kuburan Cinta karya Muhammad Wahyudi. Pada
kesempatan yang sama Mbak Ismi mengumumkan beberapa karya FLP yang akan diajukan pada Harian Radar Bromo. Di antaranya cerpen berjudul Rinai di Ujung
Senja karya Halimatus Sakdeyah dan cerpen berjudul Aku Berjalan Kau Berlari
karya Wahyuni Irawati. Semoga teman-teman FLP
lainnya bisa segera menyusul.
Di penghujung acara, Mas Arul memimpin
diskusi terkait beberapa agenda FLP
ke depan. Pertama, akan diadakan silaturahmi ke salah satu ibu teman FLP di daerah Grati. Kedua, bengkel
sastra III akan diadakan pada tanggal 9 Maret 2014 bertempat di rumah Ibu
Martha. Ketiga, agenda dalam rangka Milad FLP
akan diadakan beberapa acara di Universitas
Airlangga pada tanggal 22-23 Februari 2014.
Ditulis oleh Halimatus Sakdeyah
Ditulis oleh Halimatus Sakdeyah
Post a Comment